Selasa, 06 November 2012

Segeralah Bertaubat

Leave a Comment


Asal makna taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada keta’atan. Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan ta’at. Seseorang dikatakan bertaubat jika ia mengakui dosa-dosanya, menyesal, berhenti dan berusaha tidak mengulangi perbuatannya. Di antara para ulama tidak ada perbedaan pendapat tentang wajibnya taubat. Taubat merupakan fardhu ‘ain yang harus dilakukan setiap muslim dan muslimah. Perintah taubat merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum ajal tiba. Allah berfirman : “Bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nur: 31)  “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang benar (ikhlas).” (At Tahrim: 8)

Dari Agharr bin Yasar Al-Muzani, ia berkata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Wahai manusia ! bertaubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali. (HSR.
Muslim).

Setiap hari manusia berbuat dosa baik dosa kecil maupun besar, dosa kepada Khalik maupun kepada makhluk. Setiap anggota tubuh manusia pernah melakukan kesalahan dan dosa. Mata sering melihat yang haram. Lidah sering berbicara tidak benar, berdusta, menuduh, ghibah, mencela dan lain-lain. Telinga suka mendengarkan musik dan lagu yang haram. Tangan suka menyentuh perempuan yang bukan mahram, mengambil barang yang bukan miliknya, memukul atau kejahatan lainnya. Kaki kadang melangkah kepada tempat-tempat maksiat dan seterusnya.

Setiap muslim dan muslimah pernah berbuat salah, baik dia orang awam maupun ustadh, kyai atau ulama. Karena itu setiap orang tidak boleh lepas dari istighfar dan selalu bertaubat kepada-Nya, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Beliau setiap hari memohon ampun kepada Allah seratus kali.

Istighfar dan minta ampun bisa dengan membaca:

( أستغفر الله الّذي لا اله إلاّ هو الحيّ القيّوم و أتوب إليه)

“Aku minta ampun kepada Allah, yang tiada Tuhan melainkan Dia. Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya” (H.R. Abu Daud 1517, At Tirmidzi 3495 dan Hakim 1: 511)

Jika seorang muslim atau muslimah pernah berbuat dosa-dosa besar atau dosa-dosa yang paling besar maka hendaknya ia segera bertaubat. Tidak ada kata terlambat dalam bertaubat, pintu  taubat selalu terbuka sampai matahari terbit dari barat. Sabda Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :“ Sesungguhnya Allah Ta'ala selalu membuka tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di siang hari, dan Ia membuka tangan-Nya di waktu siang untuk menerima  taubat orang yang berbuat salah di malam hari. Begitulah hingga matahari terbit dari arah barat.” (H.R. Muslim)

  Hadist ini dan hadist-hadist lainnya menunjukkan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa bersedia memberi ampunan setiap waktu dan menerima taubat setiap saat. Dia selalu mendengar suara istighfar dan mengetahui taubat hamba-Nya, kapan saja dan di mana saja. Dan kalau manusia mengabaikan soal taubat ini, lengah menggunakan kesempatan untuk mencapai keselamatan, maka rahmat Allah nan luas itu akan berbalik menjadi malapetaka, kesedihan dan kepedihan di padang Mahsyar. Tak ubahnya seperti orang yang kehausan padahal di depannya ada mata air bersih, namun ia tidak menjamahnya, hingga datanglah maut menjenputnya sesudah merasakan penderitaan haus tersebut. Begitulah gambaran orang-orang kafir dan pendurhaka. Pintu rahmat sebenarnya terbuka lebar, tetapi mereka tidak mau memasukinya. Jalan keselamatan sudah tersedia, tetapi mereka tetap berjalan di jalan kesesatan. Kalau tanda-tanda kiamat sudah tampak yakni matahari terbit dari arah barat, kematian sudah di ambang pintu yakni nyawa sudah di tenggorokan, maka taubat tidak lagi diterima.                                           

Syarat
- syarat Taubat

Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang di terima        

Allah sebagai berikut :    

1. Orang yang berbuat dosa itu harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini ia lakukan.                                                             

2.Dia harus menyesali perbuatan tersebut.                                                  

3. Dia harus berazam (mempunyai tekad bulat) tidak mengulangi perbuatan itu. Jika perbuatan dosa itu ada hubungannya dengan orang lain maka di samping tiga syarat terdahulu, ada satu syarat lagi yaitu:               

4. Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Jika yang dirugikan itu hartanya maka harta itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat maka dia harus minta maaf. Demikian seterusnya.

Di samping syarat-syarat tersebut diatas, orang yang bertaubat  dianjurkan melakukan shalat dua raka’at. Shalat ini dikenal dengan shalat taubat.  (Dalilnya, lihat hadist hasan riwayat At Tirmidzi, no.404, Ahmad 1: 10, Abu Daud dan Ibnu Majah) Tingkatan manusia  yang bertaubat kepada Allah

Pertama : Orang yang istiqamah dalam taubatnya sampai akhir hayatnya.Yaitu yang tidak berkeinginan mengulangi lagi dosanya dan berusaha membeserkan semua urusannya yang ia pernah keliru atau salah di dalamnya, tetapi masih ada dosa-dosa kecil yang masih kadang-kadang ia lakukan. Dan memang semua manusia tidak bisa lepas dari dosa-dosa kecil ini. Namun ia selalu beristighfar dan bersegera berbuat baik. Ia termasuk orang saabiqun bil khairaat (Lihat Q.S. 35 : 32), dan taubatnya dikatakan taubat nasuha yakni taubat yang benar dan ikhlas. Sedang nafsu seperti ini disebut nafsu muthma’innah.

Kedua : Ia menempuh jalan orang-orang yang istiqamah dalam semua perkara ketaatan dan menjauhkan semua dosa-dosa besar, tetapi ia sering melakukan dengan tidak sengaja. Setiap ia melakukan dosa-dosa itu ia mencela dirinya dan menyesalinya. Orang seperti ini akan mendapat janji baik dari Allah. (Lihat Q.S. 53: 32) Dan nafsu yang demikian dinamakan nafsu lawwaamah.

Ketiga : Orang yang bertaubat dan istiqamah dalam taubatnya sampai satu masa, kemudian suatu waktu ia mengerjakan lagi sebagian dosa-dosa besar karena ia dikalahkan syawatnya, kendatipun demikian ia masih menjaga perbuatan-perbuatan baik dan tetap taat kepada Allah, ia selalu menyiapkan dirinya untuk bertaubat dan berkeinginan agar Allah mengampuni dosa-dosanya. Keadaan orang demikian ini digambarkan dalam firman Allah : “Dan (ada) pula orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur-baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. 9: 102)

Nafsu yang demikian ini disebut nafsu musawwalah (Q.S. 12: 18,83)

Tingkatan ketiga ini berbahaya karena bisa jadi ia menunda taubat dan mengakhirkannya. Kemungkinan pula sebelum ia ada kesempatan taubat Malaikat Maut sudah diperintahkan Allah mencabut ruhnya, sedangkan amal perbuatan manusia dihisab menurut akhir kehidupan manusia menjelang mati.

Keempat : Orang yang bertaubat, tetapi taubatnya hanya sementara waktu saja kemudian ia kembali lagi melakukan dosa-dosa dan maksiat. Ia tidak perduli lagi terhadap perintah-perintah dan larangan-larangan Allah serta tidak ada rasa lagi menyesal terhadap dosa-dosanya. Nafsu syahwatnya sudah menguasai kehidupannya dan selalu menyuruhnya berbuat yang jelek dan dosa.Bahkan ia sudah sangat benci kepada orang-orang yang berbuat baik dan malah menjauhi mereka. Nafsu yang demikian ini dinamakan nafsu ammaarah. (Q.S. 12: 53)

Tingkatan keempat ini sangat berbahaya. Dan apabila ia mati dalam keadaan demikian maka termasuk su’ul khatimah. Seandainya orang ini mati dalam keadaan Islam, meskipun sudah banyak dosa-dosanya, maka ia masih diharapkan masuk Surga sesudah disiksa dengan siksaan yang pedih di dalam api Neraka.

JANJI ALLAH KEPADA ORANG-ORANG YANG BERTAUBAT DAN ISTIQAMAH DALAM TAUBATNYA

1.    Taubat menghapuskan dosa-dosa seolah-olah ia tidak berdosa       

“Orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa”

(H.R.Ibnu Majah, Shahih Jami’us Shaghir 3005)

Allah berfirman : “Kecuali orang-orang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka Allah akan ganti kejahatan mereka dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S. 25: 70)

2.    Allah berjanji menerima taubat mereka.

Allah berfirman : “ Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah

menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”      (Q.S. 9: 104)

3.   Orang yang istiqamah dalam taubatnya adalah sebaik-baik manusia.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “ Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat.” (H.R.Ahmad 3: 198. Shahih Jami’us Shaghir 4391)                  

“Seandainya hamba-hamba Allah tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan menciptakan makhluk yang berbuat dosa kemudian “mereka istighfar” (minta ampun kepada Allah), lalu Allah mengampuni dosa mereka. Dan dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (H.R. Hakim  4: 246) 

Obat Mujarab Agar Bisa Istiqamah Dalam Taubat

Setiap penyakit ada obatnya dan setiap penyakit ada ahli yang dapat menangani untuk menyembuhkannya. Obat penyakit badan dan tubuh bisa diserahkan kepada dokter. Tetapi penyakit hati hanya bisa diobati dengan kembali kepada agama yang benar. Hati yang lalai merupakan pokok segala kesalahan. Dan penyakit hati ini lebih banyak dari penyakit badan, karena orang tersebut tidak marasa bahwa dirinya sedang sakit. Dan akibat dari penyakit ini seolah-olah tidak tampak di dunia ini. Adapun obat mujarab bagi penyakit hati sesudah ia kembali kepada agama yang benar ialah :

1.  Mengingat ayat-ayat Allah yang menakutkan dan mengerikan

tentang siksa yang pedih bagi orang-orang yang berbuat dosa dan maksiat membaca Juz Amma dan artinya misalnya dan sebaiknya dihafalkan.

2.  Membaca hikayat nabi-nabi para salafus shalih serta musibah-

musibah yang menimpa mereka dan umatnya akibat dosa yang mereka lakukan.

3.   Selalu mengingat bahwa setiap dosa dan maksiat mempunyai

akibat jelek di dunia maupun di akhirat.

4.   Senantiasa mengingat ayat-ayat dan hadist-hadist yang

mengisahkan tentang siksa-siksa dari satu persatu dosa, seperti dosa minum khamar, riba, zina, ghibah dan lain-lain.

5.    Membaca istighfar dan sayyidul istighfar setiap hari.

Semoga Allah memberi taufik dan hidayahNya kepada kita, menuntun kita untuk segera bertaubat serta memberi kita kesudahan yang baik, khusnul khatimah.   Amin

  Ustad Yazid Abdul Qadir Jawas.   
 

---------------------------------------------------------------------------------------------------
-          Terima kasih atas kunjungan anda di blog kami yang sederhana ini
-          Sebagian besar artikel adalah hasil CoPas dari berbagai sumber
-          Klik “ Like “ dan komentar dari anda sangat bermakna bagi kami
-          Bila menurut anda artikel ini bermanfaat, sudi kiranya anda “ Share “ sebagai bentuk dakwah kebaikan


0 komentar:

Posting Komentar